Kaum
Muslimin saat ini berjumlah kurang lebih 1,5 milyar muslim sedangkan
Yahudi tidak lebih dari 15 juta orang . Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa kaum Yahudi kini telah menguasai berbagai lini dalam
segala sektor terpenting di dunia. Apalagi kebijakan-kebijakan strategis
negara adikuasa (AS) tidak lepas dari lobi-lobi Yahudi. Serasa sebuah
kelompok yang amat kecil ini telah berhasil dalam menguasai dunia, maka
tidaklah berlebihan kemudian ketika ada ungkapan bahwa Yahudi saat ini
telah memiliki negara baru yakni “negara dunia”.
Bangsa Yahudi lebih dari seratus kali
berkuasa ketimbang kaum muslimin. Mengapa ini bisa terjadi ? Mengapa
kaum muslimin sekarang ini begitu lemah ?., dan mengapa kaum Yahudi yang
jumlahnya begitu kecil demikian berkuasa? Padahal di seluruh dunia
jumlah Yahudi tidak lebih dari 15 juta-an
orang, tersebar sekitar 7 juta-an di Amerika, 5 juta di Asia, 2 juta di
Eropa dan 100.000 di Afrika. Namun dalam prestasi dunia semisal hadiah
nobel dalam bidang fisika, kimia dan kedokteran saja tercatat 12 % jatuh
ke tangan Yahudi. Lebih dari 105 tahun silam, Yahudi sudah memenangkan
180 hadiah nobel , sementara hanya 3 yang dimenangkan kaum Muslim (tidak
termasuk nobel perdamaian). Tidak sekedar itu saja, konsep bank
sentral, uang kertas, kapitalisme, komunisme dan memperdagangkan kembali
barang-barang bekas adalah ide Yahudi untuk menciptakan kekuatan
ekonomi yang menggurita.
Albert Einstein, ilmuan paling berpengaruh sepanjang zaman dan Tokoh abad ini adalah Yahudi. Sigmund Freud, yang terkenal dengan konsep ide, ego dan superego, bapak psikoanalisis adalah seorang Yahudi, demikian halnya Karl Max, Paul Samuelson dan Milton Friedman.
Benjamin Rubin menyumbangkan jarum vaksinasi untuk umat manusia. Gertrude Elion menyumbangkan kepada kita obat leukemia. Stanley Mezor menemukan chip microprocessor pertama. Leo Szilard mengembangkan reaktor nuklir pertama, Petrus Schultz menemukan kabel Fiber Optik yang kita gunakan sebagai jaringan backbone internet. Semuanya orang Yahudi. Filantropis paling terkenal dalam sejarah dunia, George Soros,
yang telah mendonasikan dana kolosal sebanyak 4 milyar dollar Amerika
atau sekitar Rp. 36 Triliun kepada para ilmuan dan universitas di
seluruh dunia adalah seorang Yahudi, Walter Annenberg, yang membangun
seratus perpustakaan dengan menyumbangkan 2 milyar dollar juga seorang
Yahudi
Lantas kita kenal William James Sidis, dengan IQ 250 – 300, adalah manusia paling tinggi IQ-nya sepanjang
sejarah adalah juga seorang Yahudi . Pertanyaannya.. mengapa bangsa
Yahudi demikian Berjaya ?… Estimasi .. tidak kurang ada 1,
476.233.470 Muslim yang tinggal di planet Bumi, 1 Milyar di Asia
(termasuk di Negara arab), 400 juta di Afrika, 44 juta di Eropa dan 6
juta di Amerika, sisanya tersebar di seluruh tempat di dunia. Seperlima
manusia adalah beragama Islam, untuk setiap Hindu ada 2 orang muslim,
untuk setiap Budha ada 4 orang muslim dan untuk setiap Yahudi ada 100
Muslim.
Namun faktanya,…. Tingkat melek huruf di
dunia Nasrani dan Yahudi hampir 90 % dan 15 negara mayoritas Nasrani
mempunyai tingkat melek huruf 100 %, sedangkan sebuah negara mayoritas
muslim rata-rata mempunyai tingkat melek huruf sekitar 40 % dan tidak
ada satupun Negara mayoritas Muslim memiliki tingkat melek huruf 100
persen.
Negara-negara mayoritas muslim hanya
memiliki sekitar 230 ilmuwan per satu juta muslim. Amerika Serikat
memiliki 4000 ilmuwan persatu juta orang. Di seluruh dunia Arab, para
peneliti yang full time hanya 50 ilmuwan orang persatujuta penduduknya ,
sedangkan di dunia Nasrani dan yahudi mencapai 1000 orang per
satujutanya. Kesimpulannya dunia Muslim kurang memiliki kapasitas untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan.
Data lainnya : Surat kabar harian dan
jumlah judul buku merupakan 2 indikator penting tentang pengetahuan yang
terdistribusi ke masyarakat. Di Inggris ada 2000 judul buku untuk
setiap 1 juta penduduknya, sedangkan di Mesir hanya ada 20 judul buku
untuk persatujutanya. Dunia Muslim gagal mendistribusikan pengetahuan.
Ekspor produk-produk teknologi tinggi
sebagai persentase total ekspor merupakan satu indikator penting atas
pengetahuan terapan. Ekspor Pakistan atas produk-produk teknologi tinggi
hanya 1 % dari ekspor total, untuk kasus yang sama, Arab Saudi hanya
memiliki 0,3 %, Kuwait, Maroko, Aljazair semuanya hanya 0,3 % dari
ekspor totalnya, sementara Singapura mencapai 58 %. Kesimpulan Dunia
Muslim gagal menerapkan pengetahuan.
Mengapa kaum muslim lemah ? Karena tidak
sedang menghasilkan pengetahuan. Mengapa kaum Muslim tidak berdaya ?
Karena kita tidak sedang menyebarkan pengetahuan. Mengapa kaum Muslim
tidak berkuasa ? Karena kita tidak sedang menerapkan pengetahuan ?
Mengapa kaum muslim sangat rapuh, jawabannya : kurang pendidikan.
Memerangi kaum Yahudi (baca : Zionis) bukan dengan cara melakukan bom bunuh diri,
bukan dengan cara membuat kerusakan yang menimbulkan korban yang tidak
bersalah. Memerangi mereka dapat kita lakukan dengan meningkatkan
kualitas dan kapasitas diri kita dalam menghasilkan, mendistribusian
dan menerapkan pengetahuan. Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap
muslim, sebagaimana firman Allah :
Tidak sepatutnya bagi mukmin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. ( QS. At-Taubah [9] : 122 )
Allah akan memberi keistimewaan kepada
kita dengan mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan pada derajat yang tinggi.
Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujaadilah [58] : 11).
Tulisan ini tidak bermaksud
“melebih-lebihkan” Yahudi yang memang telah disebutkan dalam Al-Quran,
namun lebih untuk saling mengingatkan kita agar senantiasa mawas diri,
menyadari “titik lemah” dan meningkatkan kualitas diri kita, dengan cara
meningkatkan kecintaan kita kepada Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW,
kepada pengetahuan terapan, sains modern yang membawa kemaslahatan bagi
umat. Mari kita budayakan membaca, berpikir, menggali pengetahuan terus
menerus tiada henti-hentinya sepanjang hayat kita, bukan hanya pada
bidang terapan, namun juga pada ilmu agama. Jangan sampai kita habiskan
umur hanya untuk belajar ilmu terapan ataupun ilmu murni, tanpa
sekalipun belajar ilmu agama. Akankah kita akan menjawab pertanyaan di
akhirat kelak ” Engkau habiskan untuk apa umurmu (selama hidup di dunia)
? ” dengan jawaban ” Saya habiskan hanya untuk belajar algoritma, pemrograman, elektronika, kedokteran, manajemen, ekonomi, politik, sastra”. Tanpa sekalipun
mengkaji ilmu agama, akan membawa penderitaan yang maha dahsyat dan
penyesalan yang tiada terkira kelak di akhirat. Sesungguhnya cobaan
paling besar yang menimpa kaum muslimin sekarang adalah kebodohan terhadap agama Allah. Ini adalah akar setiap masalah dan sumber setiap problem. Pemiliknya apabila hidup, tidak dianggap dan apabila mati tidak dirindu“.
Dari berbagai Sumber diantaranya : Buletin Syi’ar
Post a Comment - Back to Content